Komunikasi kami terus berjalan selama 8 bulan ,sebelum akhirnya kesuksesan ku di jayapura hancur karena insiden mengerikan,seperti yang sudah ku ceritakan sebelumnya bila di jayapura,aku berhasil membuka pangkalan minyak tanah.saat itu minyak tanah jatah bulanan tiba di pangkalan,mulai dari ibu-ibu hingga anak2 sibuk mengantri...kesibukan seperti itu sudah jadi pemandangan biasa di papua yang memang susah akan minyak tanah.tiba2 datang orang lokal dalam keadaan mabuk,kebetulan ada rekannya yang tidak mabuk ikut mengantri,bermaksud menyapa rekannya yang mabuk,remaja 16 tahun itu malah terlibat adu mulut dengan temannya yang mabuk hingga akhirnya terjadi perkelahian sengit,tidak ada yang menyadari ternyata pemuda mabuk ini membawa sebilah pisau dan menghujamkannya pas di leher korban,alhasil korban tewas di tempat.situasi menjadi panik..aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat leher korban mengucurkan darah segar seperti air mancur.kaki hingga lutut ku bergetar hebat saat melihat kejadiaan itu tak lama polisi datang ke TKP dan memberikan saya surat panggilan untuk menjadi saksi.jika tidak di penuhi 3 kali panggilan tersebut,akulah yang akan jadi tersangka.begitu tertulis dalam suratnya.
Mau tak mau aku harus pergi memenuhi panggilan itu.dalam prosesnya selama 3 minggu,toko ku di teror keluarga tersangka (aneh memang,jelas2 salah tapi malah marah).dari mulai pelemparan batu,kotoran manusia hingga menyiraman bensin ke toko.
aku mulai takut saat itu dan memutuskan untuk kembali ketimika,saya jual semua barang2 ku untuk membayar sisa hutang di supplier,aku sempat menelepon gadis berambut panjang dan disini kita sebut saja namanya Nanny.
aku memberitahukan padanya jika ak aku akan kembali ketimika,sayangnya dia sudah tidak ditimika lagi kini.
Setelah kembali ketimika,semua harus ku mulai dari awal,harus nyari pekerjaan lagi,sembari mencari,aku kembali ke Radio tempat aku menyiar dulu.
setelah seminggu ditimika,Nanny akhirnya menelepon ku dan mengatakan kalo dia sudah ditimika.
aku pun begitu bahagia saat itu namun perasaan ini hanya sebatas teman.kami akhirnya bertemu kembali distudio radio seperti saat bertemu pertama kali.dia sudah tidak menjalin asmara dengan teman ku lagi.kami bercerita tentang hidup dan kisah kami,tertaawa bersama hingga tidak sadar jika waktu sudah pukul 10 malam saat itu,dia pamit untuk pulang,karena tidak enak aku pun menawarkan untuk mengantar pulang dan dia mau,meminjam motor milik teman ,aku mengantarnya pulang..jarak ke rumahnya lumayan jauh,saat di perjalanan tiba-tiba hujan jadi aku mulai menambah kecepataan untuk segera bisa tiba kerumahnya tambah kebasahan,tak pernah disangka saat kami melaju dengan kecepataan tinggi,pelukan itu terjadi..nanny tiba-tiba memeluk ku.jantung ku seketika berhenti, kaget minta ampun.laju motor lalu ku kurangi untuk menikmati semua berkah yang ada hahaha biarlah persetan dengan hujan bisik dalam hati.setelah mengantarkan pulang,sesampainya aku dirumah masih ga habis pikir kenapa nanny bisa memelukku.
Keesokan harinya saat distudio,nanny menelepon dan mengajak untuk jalan-jalan.tanpa pikir panjang,ajakan itu ku iyakan.
selama perjalanan nanny tak canggung lagi untuk memeluk ,begitupun aku yang tak kaget lagi di peluknya.disinilah nanny mengungkapkan perasaan cintanya padaku. selama 3 bulan hubungan kami berjalan lancar sebelum tiba-tiba dia menghilang bagai ditelan bumi.bingung hanya bingung yang ku rasakan saat itu,nomer handphonenya tidak aktif,rumahnya kosong dan tak ada teman-temannya yang tahu dia dimana.hancur sudah hatiku saat itu.
setelah 6 bulan berlalu,tiba-tiba ada nomer baru memanggil,aku angkat dan tiba-tiba darah ini seperti mengalir kencang,ya itu nanny..saat itu kebahagian ku tak ada tandingannya,dia meminta maaf jika dia dan keluarga kembali kekampung halamannya tanpa memberi ku informasi lebih dulu,saat ku tanya kenapa sampai nomer hape tidak aktif,dia diam dan menutup teleponnya.
aku coba menghubunginya lagi tapi nomernya tak lagi aktif,aku mulai binggung diselimuti penasaran yang begitu besar,setelah 2 hari mencari..akhirnya penasaran ku terjawab sudah....(bersambung)